Ekologi
Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungan. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Haeckel, seorang ahli biologi, pada pertengahan dasawarsa 1860-an. Ekologi berasal dari bahasa Yunani. Oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiahekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (Kristanto, 2004).
Kajian ekolohi antara lain dapat dipelajari dengan membgai lingkungan hidup (environment) atau biosfer (biosphere) dalam beberapa bagian sesuai dengan komponen-komponen atau bagian yang membentuk lingkungan, yaitu:
1. Lingkungan fisik atau abiotik, dan
2. Lingkungan biotik
Lingkungan abiotik mencakup unsure-unsur litosfer (lithosphere atau lapisan kerak bumi termasuk tanah) yang mencakup tipe tanah, bahan induk, serta parameter-parameternya seperti struktur, tekstur, sifat-sifat fisik, kimia dan kesuburan, hidrosfer (hydrosphere) yang meliputi lautan dan perairan lainnya dengan parameter-parameter arus, kedalaman, salinitas, keasaman (PH), kandungan bahan-bahan, suhu dll dan atmosfer (atmosphere seperti udara, iklim, cuaca, angina, suhu, dll.
Lingkungan biotic merupakan bagian dari keseluruhan lingkungan yang terbentuk dari semua fungsi hayati makhluk-makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi atau hubungan-hubungan fungsional antar makhluk hidup dapat dikaji dalam berbagai tahapan. Misalnya ada studi mengenai satu makhluk hidup dan seluruh populasinya, ada pula studi yang mencakup seluruh komunitas yaitu kajian atas interaksi berbagai populasi dalam satu daerah tertentu.
Tesktur Tanah
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi.
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi:
1. Tanah bertekstur kasar/tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pesir berlempung (3 macam).
2. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
3. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung terdiri dari:
a. tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir,
b. tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu atau debu.
c. tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat, lempung liat berpasir atau lempung liat berdebu (Hanifah, 2007: 63-64).
Struktur Tanah
Istilah struktur digunakan sehubungan dengan ukuan partikel tanah tetapi ila susunan partikel dipertimangkan digunakan istilah struktur. Struktur berhubungan dengan agregasi partikel utama tanah (pasir, debu, tanah liat) menjadi partikel senyawa, atau kelompok kecil partikel utama yang dipisahkan dari agregat yang berdekatan dengan permukaan yang lemah. Struktur horizon-horison profil tanah yang berbeda merupakan cirri penting seperti halnya warna, tekstur, atau komposisi kimia.
Struktur memodifikasi pengaruh tekstur dalam hal hubungan kelembaban dan udara, tersedianya hara tanaman, kegiatan jasad renik, dan pertumbuhan akar. Contoh yang baik terdapat pada tanah hitam Alabama dan Texas , yang kandungan tanah liat plastisnya sangat tinggi yaitu sampai 60%.
PH tanah
Pada umumnya tanah yang telah berkembang lanjut dalam daerah iklim basah mempunyai PH tanah yang rendah. Makin lanjut umurnya makin asam tanah, sebaliknya tanah di daerah beriklim kering penguapan menyebabkan tertimbunnya unsure-unsur basa di permukaan tanah karena besarnya evaporasi dibandingkan dengan presipitasi, sehingga makin lanjut umur tanah makin tinggi PH-nya.
Penentuan PH tanah dapat dikerjakan secara elektrometrik dan kalorimetrik baik di laboratorium maupun lapangan. Elektrometrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan PH meter Beckmen, sedangkan kalorimetrik dapa dikerjakan dengan kertas PH.
Tanah asam banyak mengandung ion H+ yang dapat ditukar sedang tanah alkalis kaya akan unsur-unsur basa yang dapat ditukar. PH tanah hanya merupakan ukuran intensitas keasaman tanah, bukan kapasitas jumlah unsur hara.
Biasanya nilai PH lebih besar dari 7 menunjukkan adanya karbonat-karbonat Ca dan atau Mg yang bebas (Darmawijaya, 1997: 175-176).
Temperatur Tanah
Temperatur atau suhu adalah suatu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan jga terhadap kelembaban, aerasi, struktur, aktivitas mikrobial, dan enzimatik, dekomposisi serasah/sisa tanaman dan ketersediaan hara-hara tanaman. Temperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara, dan unsur hara. Temperatur tanah sangat mempengaruhi aktivitas mikrobial tanah. Aktivitas ini sangat terbatas ada temperatur di awah 10oC, laju optimum aktivitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada temperatur 18-30oC.
Belum ada Komentar untuk "Ekologi"
Posting Komentar