Pengenalan alat dan teknik Sterilisasi



Kegiatan pertama dalam percobaan ini adalah pengenalan alat dan teknik sterilisasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengenalkan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dan teknik sterilisasi.
Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi antara lain:

1.   Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi.

2.  Autoklaf
Autoclave yaitu alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit, hal ini bergantung pada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus naik sampai 121oC (Dwidjoseputro, 1990).

Diagram autoklaf vertical
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. pengukur tekanan
4. kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. batas penambahan air


    Cara menggunakan autoclave:
a.   Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
b.  Masukkan  peralatan  dan  bahan.  Jika  mensterilisasi  botol  beretutup  ulir,  maka tutup harus dikendorkan.
c.    Tutup autoklaf dengan  rapat  lalu kencangkan baut pengaman agar  tidak ada uap yang  keluar  dari  bibir  autoklaf.  Klep  pengaman  jangan  dikencangkan  terlebih dahulu.
d.  Nyalakan  autoklaf,  diatur  timer  dengan  waktu  minimal  15  menit  pada  suhu 121oC.
e.  Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan  terdesak  keluar  dari  klep  pengaman.  Kemudian  klep  pengaman  ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
f.   Jika  alarm  tanda  selesai  berbunyi,  maka  tunggu  tekanan  dalam  kompartemen turun  hingga  sama  dengan  tekanan  udara  di  lingkungan  (jarum  pada  preisure gauge  menunjuk  ke  angka  nol).  Kemudian  klep-klep  pengaman  dibuka  dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

3.            Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Suhu di dalam  inkubator konstan dan dapat diatur sesuai dengan  tujuan  inkubasi.   Bentuk  inkubator yang dikenal ada yang berupa shaker dan water bath.  Di dalam laboratorium mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan murni mikroorganisme I pada suhu rendah. Inkubator biasanya hanya dapat diatur di atas suhu kamar, sedangkan cooled inkubator dapat diatur baik pada suhu di bawah maupun diatas suhu kamar. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Taiyeb, 2001).

Cara penggunaan  inkubator adalah semua medium yang sudah dimasukan ke dalam cawan  petri  dan  terbungkus  kertas  dimasukan  ke  dalam  inkubator  selama  24  jam dengan suhu konstan sesuai dengan yang diinginkan.     



2.     Hot plate stirrer dan Stirrer bar

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC. Alat ini digunakan untuk mengocok media cair sambil dipanasi. Alat ini juga dapat dipakai untuk melarutkan ferri tartrat yang tidak mudah dilarutkan. Dilakukan dengan cara menambah air pada ferri tartrat lalu meletakkannya di atas hot plate. Setelah dihubungkan dengan arus listik, alat ini akan menghomogenkan sekaligus memanaskannya (Lahay, 2004).

3.     Colony counter


Colony counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan tombol check (Anonim, 2009). Cara menggunakannya yaitu memencet tombol ”on”, kemudian meletakkan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, dan mengatur alat penghitung pada posisi dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung (Taiyeb, 2001).

4.     Biological Safety Cabinet


Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Prosedur penggunaan BSC seri 36212, Purifier™ Biological Safety Cabinet dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium mikrobiologi adalah sebagai berikut:

a.    Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja
b.    Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah
c.    Nyalakan lampu neon dan blower
d.    Biarkan selama 5 menit
e.    Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %
f.    Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang cocok dan biarkan menguap
g.    masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena memperbesar resiko kontaminan
h.    Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke BSC sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril
i.     Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan yang berbahan bakar gas.
j.     Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja

5.            Pipet Mikro (Micropippete) dan tip

Pipet mikro adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. Cara penggunaannya yaitu dengan memasukkan ujung pipet ke dalam wadah yang berisi cairan kemudian menekan kembali untuk mengeluarkan cairan yang terdapat di dalam pipet pada wadah yang ada (Taiyeb, 2001).
Cara Penggunaan :

a.   Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet.
b.  Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
c.   Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
d.  Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
e.  Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip.
f.   Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
g.  Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
h.  Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.

6.     Cawan Petri (Petri Dish)


Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yg digunakan utk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yg ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan Petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877, yaitu Julius Richard Petri (1852-1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman. Alat ini digunakan sebagai wadah utk penyelidikan tropi dan juga utk mengkultur bakteri, khamir, spora,atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.
Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas saring di dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan,  setelah kering dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi  dengan oven. Alat ini berfungsi untuk pembuatan kultur media (Hala, 2009). 

7.  Tabung reaksi 

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam  bentuk  media  tegak  atau  miring  yang  disumbat  dengan  kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat (Anonim, 2009). Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi.Tabung reaksi yang disterilkan di dalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil (Taiyeb, 2001). 

8.  Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Labu Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb. Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan otoklaf (Anonim, 2009).


9.   Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Gelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia
yang akan digunakan. Ukuran gelas ini bermacam-macam, mulai dari
volume 25 ml sampai dengan volume 250 ml. jenis gelas ukur ada yang
tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan panas (gelas biasa).
Pembuatan larutan sterilisasi eksplan, yaitu chlorox selalu menggunakan
gelas ukur. Pada saat menggunakan gelas ukur perlu diperhatikan cara
membaca skala pada gelas ukur (Taiyeb, 2001).

10.    Tabung Durham

Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).

11.   Jarum Inokulum/ose

Ose berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Ose terdiri dari ose lurus untuk menanam dan ose bulat untuk menggores yang biasanya berbentuk zig-zag (Anonim, 2009). Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi Heinrich’s Slide Culture. Prinsip kerjanya  yaitu  ose  disentuhkan  pada  bagian  mikrobia  kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati (Taiyeb, 2001).

12.   Beker Glass
Beker  gelas  merupakan  alat  yang  memiliki banyak  fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat digunakan  untuk  preparasi  media  media, menampung  akuades  maupun  tempat  untuk memanaskan air.

13.   Batang Penyebar 

Batang  penyebar  digunakan  untuk  menyebarkan  biakan  bakteri  yang
terdapat di atas wadah pembiakan. Bentuknya segitiga kecil. Biasanya
fungsi  alat  ini  sesuai  dengan  namanya,  yaitu  sebagai  alat  penyebar
mikrobia-mikrobia  (Irianto, 2004).


14.   Kaca Penyaring/corong

Merupakan alat untuk menyaring bakteri dan khamir, biasanya dikombinasikan dengan kertas saring. Alat ini digunakan dalam proses penyaringan dan
memindahkan medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil misalnya pada gelas kimia ke labu Erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu
meletakkan corong pada bagian mulut labu dan di pegang lalu cairan
dipindahkan (Ali dan Hala, 2008). 


15.   Timbangan Elektrik

Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya yaitu meletakkan bahan pada timbangan tersebut kemudian melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang (Ali dan Hala, 2008). 

16.   Oven
Alat ini digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini umumnya dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu alat-alat yang ingin disterilkan dibungkus dalam kertas kemudian dimasukkan dalam oven lalu ditutup. Setelah itu mengaktifkan tombol power dan mengatur suhu yang diinginkan. Temperatur yang digunakan untuk alatini umumnya 1800C selama 2 jam (Ali dan Hala, 2008).

17.   Bunsen

Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

Demikian artikel Pengenalan alat dan teknik Sterilisasi semoga bisa bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Pengenalan alat dan teknik Sterilisasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel